naga pasah dan cupat manggis

menurut cerita pewayangan adalah dua dari sekian banyak anugerah dewata yang diberikan kepada werkudara alias bima.

naga pasah adalah kalung yang berbentuk ular dan menurut sohibul hikayat pula ular itu sebenarnya hidup, jika bima sebagai pemimpin berbicara bohong dan merugikan bawahannya maka ular tersebut akan menggigit leher bima hingga mati.

cupat manggis adalah perlambang kejujuran yang dimilkinya, bisa kita lihat buah manggis jika diluarnya empat dalamnya juga pasti empat. begitu juga sang pemimpin dari kesatrian tunggul pawenang (munggul pawenang) ini bersikap, jika berkata akan membela rakyat pasti dilaksanakan dengan sepenuh hati dan ikhlas. juga dalam hal membantu siapapun, mungkin untuk penggemar cerita pewayangan ingat bagaimana sepak terjang putra pandu nomor dua ini membantu padepokan eka cakra, dari gangguan denawa pemakan manusia. padahal waktu itu pandawa sendiri sedang dibuang oleh kurawa.

semoga para pemimpin negeri inipun mempunyai naga pasah dan cupat manggis juga, sehingga kesejahteraan rakyat tetap menjadi priorits utama.

harapan yang berlebihan? insyaallah nggak lah....

kelompok upacara panjang jimat yang keluar dari kaputren

  • kelompok lilin
  • kelompok upacara :
    * manggaran
    * nagan
    * jantungan
  • kelompok pembawa :
    * air mawar
    * pasatan (selawat)
    * kembang goyang
  • kelompok pembawa :
    * serbad
    * guci
    * botol-botol
    * gelas kosong
  • kelompok pembawa :
    * nasi uduk
    * tumpeng jeneng
    * nasi putih
  • kelompok meron keluar dari pintu barat bangsal pringgandani
  • kelompok dongdang keluar dari pintu buk sebelah barat keraton

kelompok panjang jimat

acara panjang jimat malam jum'at kemaren rame banget, mungkin pas hari libur dan besoknya masih libur jadi dorongan untuk mereka datang ke acara ini. sayangnya saya kemaren nggak bisa maksimal ngambil gambar, soalnya repot banget ngurus wartawan yang nggak mau ngurus id card liputan tapi tetep pengen ngeliput ke dalam bangsal prabayaksa. tapi tenang tunggu waktunya kita upload gambar-gambar yang sempet diambil.upacara panjang jimat adalah acara puncak dari peringatan maulid nabi di kraton cirebon khususnya kraton kasepuhan, dalam upacara ini dibagi beberapa kelompok panjang jimat :

kelompok I :
kelompok awal ini terdiri dari : payung keropak,kepel tunggul manik,damar kurung dan obor. siap di depan kraton (bangsal prabayaksa) akan menyambut keluarnya kelompok II. kelompok ini juga menggambarkana kesiapsiagaan ki abdul mutholib dalam menyambut kelahiran cucunya, yang kelak akan menjadi Nabi besar yang peristiwanya terjadi pada malam hari, mencari paraji (bidan untuk menolong proses kelahiran) dengan membawa obor sebagai penerang.

kelompok II :
kelompok ini membawa beberapa perangkat upacara :manggaran,nagan dan jantungan merupakan lambang kebesaran dan keagungan. air mawar dan pasatan (salawat/sodakoh) yang menggambarkan bahwa kealhiran bayi didahului keluarnya air ketuban, dan kelahiran ini disyukuri dengan sodakoh.

kelompok III :
pangeran raja adipati (yang mewakili sultan) diiringi oleh sesepuh dan dipayungi dengan payung agung kesultanan kasepuhan cirebon. menggambarkan bayi yang baru dilahirkan ini dikemudian hari akan menjadi pemimpin umat (Nabi).

kelompok IV :
kyai penghulu keraton,kembang goyang dan boreh diiringi tujuh buah panjang jimat dan dipayungi. merupakan penggambaran dari hari yang jumlahnya tujuh, salah satunya adalah hari senin, hari lahirnya Nabi Muhammad SAW.2 baki kembang goyang menggambarkan ari-ari sebagai pengiring kelahiran.2 baki boreh adalah obat bagi ibu yang baru melahirkan untuk mejaga kesehatannya.

kelompok V :
sepasang kong (guci) yang berisi serbad (minuman segar) yang menggambarkan bahwa proses kelahiran telah selesai.

kelompok VI :
4 buah baki membawa botol-botol yang berisi serbad dan tempat minum, menggambarkan bahwa manusia terdiri dari empat unsur yaitu : tanah,air,api dan angin.

kelompok VII :
6 wadah nasi uduk, tumpeng jeneng dan nasi putih, menggambarkan bahwa setiap bayi yang lahir perlu diberi nama yang baik dengan harapan kelak akan menjadi orang yang baik pula.

kelompok VIII :
4 buah meron yang masuk dari pintu sebelah barat bangsal priggandani.meron ini berisi bermacam-macam makanan untuk suguhan para peserta asrakalan di langgar agung. disusul dengan 4 buah dongdang yang keluar dari pintu buk sebelah barat keraton yang nantinya akan menyambung dengan iring-iringan di depan keraton. dondang ini membawa bermacam-macam lauk-pauk yang akan diberikan kepada peserta asrakalan.

kelompok IX :
iringan sentana wargi yang menggambarkan bahwa kelahiran bayi ini disambut gembira oleh kaum kerabatnya.

prosesi terakhir dari upacara ini adalah asrakalan di langgar agung dengan membaca kitab barjanji dan shalawatan, setelah selesai seluruh perangkat upacara kembali ke keraton untuk dipergunakan pada maulid tahun depan.