paket bupati cirebon

mungkin masih terlalu dini kalo' mau ngomong masalah paket bupati-calon bupati kabupaten cirebon. tapi kayaknya nggak haram juga kalo' berandai-andai dan nebak-nebak, kayaknya bupati sekarang dedi supardi menggandeng arief natadiningrat putra mahkota dari keraton kasepuhan sebagai wakilnya.

sejak mendeklarasikan diri tanggal 1 juni 2008 kemarin, arief yang anggota dpd ini cukup banyak mendapat dukungan baik dari kalangan atas, menengah ataupun bawah. tidak sedikit yang bilang kalo' saja berpasangan dengan bupati sekarang kans untuk menang cukup besar.

secara pribadi sebenarnya saya melihat kemungkinan itu sangat besar, hitung-hitung 5 tahun ini belajar jadi wakil bupati dulu. siapa tahu 5 tahu kedepan bisa jadi walikota he..he..he...

naga pasah dan cupat manggis

menurut cerita pewayangan adalah dua dari sekian banyak anugerah dewata yang diberikan kepada werkudara alias bima.

naga pasah adalah kalung yang berbentuk ular dan menurut sohibul hikayat pula ular itu sebenarnya hidup, jika bima sebagai pemimpin berbicara bohong dan merugikan bawahannya maka ular tersebut akan menggigit leher bima hingga mati.

cupat manggis adalah perlambang kejujuran yang dimilkinya, bisa kita lihat buah manggis jika diluarnya empat dalamnya juga pasti empat. begitu juga sang pemimpin dari kesatrian tunggul pawenang (munggul pawenang) ini bersikap, jika berkata akan membela rakyat pasti dilaksanakan dengan sepenuh hati dan ikhlas. juga dalam hal membantu siapapun, mungkin untuk penggemar cerita pewayangan ingat bagaimana sepak terjang putra pandu nomor dua ini membantu padepokan eka cakra, dari gangguan denawa pemakan manusia. padahal waktu itu pandawa sendiri sedang dibuang oleh kurawa.

semoga para pemimpin negeri inipun mempunyai naga pasah dan cupat manggis juga, sehingga kesejahteraan rakyat tetap menjadi priorits utama.

harapan yang berlebihan? insyaallah nggak lah....

kelompok upacara panjang jimat yang keluar dari kaputren

  • kelompok lilin
  • kelompok upacara :
    * manggaran
    * nagan
    * jantungan
  • kelompok pembawa :
    * air mawar
    * pasatan (selawat)
    * kembang goyang
  • kelompok pembawa :
    * serbad
    * guci
    * botol-botol
    * gelas kosong
  • kelompok pembawa :
    * nasi uduk
    * tumpeng jeneng
    * nasi putih
  • kelompok meron keluar dari pintu barat bangsal pringgandani
  • kelompok dongdang keluar dari pintu buk sebelah barat keraton

kelompok panjang jimat

acara panjang jimat malam jum'at kemaren rame banget, mungkin pas hari libur dan besoknya masih libur jadi dorongan untuk mereka datang ke acara ini. sayangnya saya kemaren nggak bisa maksimal ngambil gambar, soalnya repot banget ngurus wartawan yang nggak mau ngurus id card liputan tapi tetep pengen ngeliput ke dalam bangsal prabayaksa. tapi tenang tunggu waktunya kita upload gambar-gambar yang sempet diambil.upacara panjang jimat adalah acara puncak dari peringatan maulid nabi di kraton cirebon khususnya kraton kasepuhan, dalam upacara ini dibagi beberapa kelompok panjang jimat :

kelompok I :
kelompok awal ini terdiri dari : payung keropak,kepel tunggul manik,damar kurung dan obor. siap di depan kraton (bangsal prabayaksa) akan menyambut keluarnya kelompok II. kelompok ini juga menggambarkana kesiapsiagaan ki abdul mutholib dalam menyambut kelahiran cucunya, yang kelak akan menjadi Nabi besar yang peristiwanya terjadi pada malam hari, mencari paraji (bidan untuk menolong proses kelahiran) dengan membawa obor sebagai penerang.

kelompok II :
kelompok ini membawa beberapa perangkat upacara :manggaran,nagan dan jantungan merupakan lambang kebesaran dan keagungan. air mawar dan pasatan (salawat/sodakoh) yang menggambarkan bahwa kealhiran bayi didahului keluarnya air ketuban, dan kelahiran ini disyukuri dengan sodakoh.

kelompok III :
pangeran raja adipati (yang mewakili sultan) diiringi oleh sesepuh dan dipayungi dengan payung agung kesultanan kasepuhan cirebon. menggambarkan bayi yang baru dilahirkan ini dikemudian hari akan menjadi pemimpin umat (Nabi).

kelompok IV :
kyai penghulu keraton,kembang goyang dan boreh diiringi tujuh buah panjang jimat dan dipayungi. merupakan penggambaran dari hari yang jumlahnya tujuh, salah satunya adalah hari senin, hari lahirnya Nabi Muhammad SAW.2 baki kembang goyang menggambarkan ari-ari sebagai pengiring kelahiran.2 baki boreh adalah obat bagi ibu yang baru melahirkan untuk mejaga kesehatannya.

kelompok V :
sepasang kong (guci) yang berisi serbad (minuman segar) yang menggambarkan bahwa proses kelahiran telah selesai.

kelompok VI :
4 buah baki membawa botol-botol yang berisi serbad dan tempat minum, menggambarkan bahwa manusia terdiri dari empat unsur yaitu : tanah,air,api dan angin.

kelompok VII :
6 wadah nasi uduk, tumpeng jeneng dan nasi putih, menggambarkan bahwa setiap bayi yang lahir perlu diberi nama yang baik dengan harapan kelak akan menjadi orang yang baik pula.

kelompok VIII :
4 buah meron yang masuk dari pintu sebelah barat bangsal priggandani.meron ini berisi bermacam-macam makanan untuk suguhan para peserta asrakalan di langgar agung. disusul dengan 4 buah dongdang yang keluar dari pintu buk sebelah barat keraton yang nantinya akan menyambung dengan iring-iringan di depan keraton. dondang ini membawa bermacam-macam lauk-pauk yang akan diberikan kepada peserta asrakalan.

kelompok IX :
iringan sentana wargi yang menggambarkan bahwa kelahiran bayi ini disambut gembira oleh kaum kerabatnya.

prosesi terakhir dari upacara ini adalah asrakalan di langgar agung dengan membaca kitab barjanji dan shalawatan, setelah selesai seluruh perangkat upacara kembali ke keraton untuk dipergunakan pada maulid tahun depan.

Tradisi MULUDAN

Malam kemarin hujan terus-menerus sampai siang, udara Cirebon yang biasanya panas terasa cukup dingin.

Kasihan juga sih sama pedagang-pedagang yang lagi ngebangun tenda-tenda warung untuk tempat mereka berjualan di sekitar alun-alun Keraton Kasepuhan. Setiap tahun mereka sudah hampir dipastikan membuka warung tenda disana.

Tradisi muludan merupakan acara turun-temurun yang hingga kini masih dilestarikan oleh masyarakat cirebon dan sekitarnya. Muludan sendiri berasal dari kati mulud / maulid, yang merupakan salah satu nama bulan dalam perhitungan jawa, dalam kalender arab disebut juga rabiul awal. Bulan ini merupakan bulan yang cukup keramat bagi umat Islam khususnya, karena pada bulan ini Nabi Muhammad SAW lahir. Sehingga tidak mengherankan jika cirebon yang merupakan eks salah satu kerajaan Islam, mempunyai cara tersendiri dalam menyambut datangnya hari kelahiran Beliau.

Ajang pasar dadakan muludan juga merupakan wahana rekreasi murah-meriah bagi warga cirebon dan sekitarnya. Banyak diantara pendatang yang merasa belum menjadi warga cirebon, jika belum pernah jalan-jalan di arena muludan.

Banyak sekali cerita-cerita mistis dan kepercayaaan orang pada tradisi ini. Ada yang berniat 'ngalap berkah' juga tidak sedikit yang bermaksud 'buang sial'. Jangan heran jika kita melihat para pedagang begitu ngotot ingin membuka stand di arena ini, walaupun tidak sedikit diantara mereka yang nombok, namun hal itu tidak menjadikan pengahalang bagi mereka untuk selalu membuka stand tiap tahunnya. Tidak sedikit diantaranya yang mengakatakan biarpun rugi diarena muludan di Alun-Alun Keraton Kasepuhan, tapi mereka bisa mendapatkan keuntungan yang lumayan besar di tempat lain setelah acara tersebut selesai.

Benar atau tidak? percaya atau tidak? itu terserah Anda. Yang jelas ALLAH SWT pasti akan memberikan rejeki kepada semua orang, tinggal bagaimana orang itu bersyukur atas rejeki tersebut.

Wilayah Cirebon Pra Islam

Tahun 732 M di daerah Kabupaten Kuningan berdiri kerajaan Saunggalah / Arileu, dengan raja bernama Prabu Seuweu Karma. Wilayahnya hanya meliputi Cigugur, Darma dan Kadugede. Tidak diketahui kapan berakhirnya kerajaan yang merupakan bawahan kerajaan Galuh.
Awal abad ke-15 di sekitar Talaga berdiri Kerajaan Talagamanggung yang juga bawahan Kerajaan galuh, raja yang terkenal adalah Prabu Pucuk Umum. Hubungannya sangat erat dengan Kerajaan Saunggalah.
Sekitar abad-15 juga di daerah Rajagaluh, berdiri Kerajaan Rajagaluh dengan pusat pemerintahan di daerah desa Bobos. Raja yang terkenal Prabu Cakraningrat.
Nagari Wanagiri berpusat di Desa Wanagiri (sekitar Palimanan) yang wilayahnya hingga mencapai Desa Cirebon Girang. Penguasanya waktu itu adalah Ki Gede Kasmaya.
Di Kapetakan berdiri Nagari Surantaka penguasanya adalah Ki Gede Sindangkasih, dengan pusat pemerintahan terletak di Desa Kedaton.
Wilayah Cirebon Utar tepatnya di Desa Astana (Komplek Makam Sunan Gunung Jati), berdiri Nagari Sing Apura dengan penguasa Ki Gede Surawijaya. Nagari ini mempunyai pelabuahan yang diberinama Muara Jati dengan Syahbandarnya Ki Gede Tapa. Muara Jati saat itu ramai didatangi oleh kapal-kapal dagang asing dari Cina, India, Kamboja (Campa), maupun Arab. Bahkan beberapa kapal perang asing pun sering singgah di sini.
Sekitar abad-15 di wilayah Kabupaten Cirebon berdiri kerajaan yang cukup besar bernama Kerajaan Japura. Rajanya bernama Prabu Amuk Murugul, dengan wilayah meliputi Losari, Babakan, Ciledug, Waled, Karang Sembung, Lemahabang, Mundu,Beber, dan Astana Japura. Tahun 1422 Prabu Amuk Murugul tewas saat terjadi pertempuran dengan Nagari Sing Apura. Pada masa itu Kerajaan Japura mempunyai pelabuhan yang cukup ramai, tidak kalah ramainya dengan Muara Jati dan Sunda Kelapa (penulis bangsa Protugis, Tome Pires).

Kuliner di Cirebon (Nasi Jamblang)

jangan kaget kalau orang pesan nasi 2 atau nasi 3, soalnya porsi nasi jamblang itu cukup mini dan sudah dibungkus dalam daun jati. untuk lauk-pauknya silakan pilih sendiri.

Nasi Jamblang Mang Dul
tepat disebrang Grage Mall, buka mulai pukul 03.00 WIB. ada baiknya bila sekali-sekali sarapan pagi disini, suasananya ramai sekali. boleh jadi inilah nasi jamblang yang paling diminati orang, bila orang jualan bisa dikatakan habis jika semua laku terjual, disini plus kuahnya pun habis diminati orang.

Nasi Jamblang Pelabuhan
letaknya di sebelah taman ade irma arah ke Bank Indonesia, disini juga cukup ramai hanya saja mulai berjualan sekitar pukul 05.30 WIB sampai sore.

Nasi Jamblang Ibad Otoy
nasi jamblang ini munculnya mulai sore hari, pionirnya berada di jalan kesambi arah ke stasium parujakan. masakannya enak punya dan harganya seperti makanan rakyat umumya, tidak akan menguras kantong.

Nasi Jamblang
nasi jamblang ini kelihatannya belum mempunyai merk dagang, letaknya setelah pertigaan palimanan jika dari arah Bandung. tepat disamping apotik.

Kuliner di Cirebon (empal gentong)

Belum lengkap jalan-jalan kalau belum mencoba kuliner di Cirebon, semoga menjadi alternatif bagi yang mau jalan ke Cirebon :

Empal Gentong
makanan khas ini wujudnya menyerupai gule, hanya saja dengan cita rasa dan bumbu tradisional dan khas menjadikannya khas juga.
empal gentong mang darma di krucuk
kalau dari pusat kota (Grage Mall) ambil ke jalan wahidin terus sampai melewati rel kereta api, tepat disebelah kanan. jangan lupa cicipi juga krupuk rambaknya.
empal gentong PDAM
orang-orang biasa menyebutnya begitu karena tepat berada di dekat kantor PDAM Kota Cirebon. letaknya di jalan tuparev sebrang Grage Mall.
empal gentong dan empal asem mang khasan
ini adanya di jalan raya plered, sebelah kiri sebelum memasuki kota cirebon. disini disediakan juga empal asem, jika biasanya kuah empal gentong itu bersantan, untuk yang satu ini kuahnya bening. untuk petualang kuliner wajib mencobanya.
empal gentong mang kada
kalau yang ini adanya di jl kanggraksan, itu lho jalan keluar kota cirebon kalau kita mau jalan ke kuningan. bagi mereka yang tidak menyuaki jeroan, ada baiknya datang agak pagi kesini karena persediaan dagingnya sering habis setelah jam makan siang. so bisa jadi kebagian cuman jeroan aja.

PILKADASUNG Pertama Kota Cirebon

Tanggal 6 Januari 2008 yang lalu masyarakat Kota Cirebon, untuk pertamakalinya melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah yang diselenggarakan secara lansung. Pelaksanaan yang dikhawatirkan memicu tindakan yang tidak diinginkan, ternyata tidak terbukti. Pilkada tersebut berlangsung lancar dan aman tanpa gangguan yang berarti.

Hasil perhitungan suara menempatkan pasangan SUBARDI-SUNARYO menjadi pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota terpilih.

Semoga cerminan keamanan berdemokrasi di Kota Cirebon ini akan memicu kondisi yang semakin kondusif disegala bidang, sehingga menjadikan Cirebon lebih baik lagi.

Aamiin.......

Asal-Usul Nama Cirebon

Ada banyak versi cerita yang beredar mengenai asal-usul nama CIREBON, salah satunya adalah perpaduan dari dua kata yaitu CAI/CI yang berarti AIR, dan REBON yang mempunyai arti UDANG.

Saat itu Pangeran Walangsungsang membuka suatu daerah yang tidak bertuan, selanjutnya beliau menempatinya bersama keluarga. Setelah beberapa lama daerah tersebut semakin banyak dihuni dengan sebagian besar penduduknya hidup sebagai nelayan. Banyak diantara penduduk tersebut yang kerjanya menangkap rebon (sejenis udang kecil).

Rebon hasil tangkapan tersebut selanjutnya diolah menjadi makanan lain yang kini terkenal dengan nama terasi. Pada saat pembuatannya rebon digiling dan dicampur air, air inilah yang menjadi salah satu bahan pembuatan terasi tersebut.

Banyak sekali orang yang menyenangi makanan tersebut, dan pada saat itu mereka menyebutnya dengan cai-rebon. Karena daerah tersebut belum mempunyai nama, maka setiap orang yang akan pergi ke daerah tersebut selalu berkata 'saya mau ke cai-rebon', karena wilayah sekitar itu masih dalam kekuasaan Kerajaan Pajaran yang mayoritas berbahasa sunda, sehingga kata yang asalnya CAI sering diucapkan dengan kata CI. Karena dalam bahasa sunda mempunyai arti yang sama yaitu AIR. Lama-kelamaan orang sudah terbiasa dengan berkata 'saya akan ke CIREBON'.

Akhirnya daerah itupun mempunyai nama yaitu "CIREBON".

CIREBON

Cirebon secara luas adalah suatu wilayah yang mencakupi beberapa daerah tingkat II, yang pada masa dulu disebut dengan karesidenan. Karesidenan Cirebon ini meliputi wilayah yang saat ini bernama :
1. Kota Cirebon
2. Kabupaten Cirebon
3. Kabupaten Kuningan
4. Kabupaten Majalengka
5. Kabupaten Indramayu

Saat ini bila orang membicarakan Cirebon, yang terbayang adalah Kota Cirebon. Kota yang terletak di tepi pantai ini mempunyai julukan "KOTA UDANG". Pada zaman dahulu kota ini pernah diperintah oleh salah seorang dari tokoh wali / sunan yang disebut dengan WALI SONGO. Beliau adalah Sunan Gunung Jati, yang merupakan seorang tokoh besar yang sangat berjasa dalam penyebaran agama Islam di Jawa Barat. Sehingga orang sering juga menyebut Kota Cirebon dengan sebutan "KOTA WALI".

Sesungguhnya banyak sekali peninggalan-peninggalan bersejarah yang berada di wilalayah III cirebon ini, hanya saja tidak terurus sebagaimana mestinya. Sehingga potensi yang ada dibalik peninggalan itu kurang bisa ditarik oleh masyarajat sekitar.

SINGABARONG

Adalah kereta kencana yang pada zamannya dipergunakan oleh Sultan dari Keraton Kasepuhan Cirebon.

Kereta ini dibuat oleh Panembahan Losari pada abad-14, merupakan salah satu kereta kencana yang paling indah (menurut pemerhati kereta-kereta kerajaan dari Belanda). Hal ini dikarenakan Singabarong mempunyai keunikan tersendiri, yaitu sistem suspensi yang sangat nyaman. Sehingga sang Sulta tidak akan merasakan goyangan jika kereta kencana ini menapaki jalanan yang kurang baik, dengan sistem suspensinya akan mengayunkan penumpang dengan sangat halus dan teratur.

Kereta ini ditarik oleh 4 ekor kebo bule (kerbau yang berkulit putih), tetapi saat ini Singabarong sudah tidak dipergunakan lagi. Yang sewaktu-waktu diupergunakan adalah duplikatnya (biasanya pada saat festival keraton nusantara).