Wilayah Cirebon Pra Islam

Tahun 732 M di daerah Kabupaten Kuningan berdiri kerajaan Saunggalah / Arileu, dengan raja bernama Prabu Seuweu Karma. Wilayahnya hanya meliputi Cigugur, Darma dan Kadugede. Tidak diketahui kapan berakhirnya kerajaan yang merupakan bawahan kerajaan Galuh.
Awal abad ke-15 di sekitar Talaga berdiri Kerajaan Talagamanggung yang juga bawahan Kerajaan galuh, raja yang terkenal adalah Prabu Pucuk Umum. Hubungannya sangat erat dengan Kerajaan Saunggalah.
Sekitar abad-15 juga di daerah Rajagaluh, berdiri Kerajaan Rajagaluh dengan pusat pemerintahan di daerah desa Bobos. Raja yang terkenal Prabu Cakraningrat.
Nagari Wanagiri berpusat di Desa Wanagiri (sekitar Palimanan) yang wilayahnya hingga mencapai Desa Cirebon Girang. Penguasanya waktu itu adalah Ki Gede Kasmaya.
Di Kapetakan berdiri Nagari Surantaka penguasanya adalah Ki Gede Sindangkasih, dengan pusat pemerintahan terletak di Desa Kedaton.
Wilayah Cirebon Utar tepatnya di Desa Astana (Komplek Makam Sunan Gunung Jati), berdiri Nagari Sing Apura dengan penguasa Ki Gede Surawijaya. Nagari ini mempunyai pelabuahan yang diberinama Muara Jati dengan Syahbandarnya Ki Gede Tapa. Muara Jati saat itu ramai didatangi oleh kapal-kapal dagang asing dari Cina, India, Kamboja (Campa), maupun Arab. Bahkan beberapa kapal perang asing pun sering singgah di sini.
Sekitar abad-15 di wilayah Kabupaten Cirebon berdiri kerajaan yang cukup besar bernama Kerajaan Japura. Rajanya bernama Prabu Amuk Murugul, dengan wilayah meliputi Losari, Babakan, Ciledug, Waled, Karang Sembung, Lemahabang, Mundu,Beber, dan Astana Japura. Tahun 1422 Prabu Amuk Murugul tewas saat terjadi pertempuran dengan Nagari Sing Apura. Pada masa itu Kerajaan Japura mempunyai pelabuhan yang cukup ramai, tidak kalah ramainya dengan Muara Jati dan Sunda Kelapa (penulis bangsa Protugis, Tome Pires).

Kuliner di Cirebon (Nasi Jamblang)

jangan kaget kalau orang pesan nasi 2 atau nasi 3, soalnya porsi nasi jamblang itu cukup mini dan sudah dibungkus dalam daun jati. untuk lauk-pauknya silakan pilih sendiri.

Nasi Jamblang Mang Dul
tepat disebrang Grage Mall, buka mulai pukul 03.00 WIB. ada baiknya bila sekali-sekali sarapan pagi disini, suasananya ramai sekali. boleh jadi inilah nasi jamblang yang paling diminati orang, bila orang jualan bisa dikatakan habis jika semua laku terjual, disini plus kuahnya pun habis diminati orang.

Nasi Jamblang Pelabuhan
letaknya di sebelah taman ade irma arah ke Bank Indonesia, disini juga cukup ramai hanya saja mulai berjualan sekitar pukul 05.30 WIB sampai sore.

Nasi Jamblang Ibad Otoy
nasi jamblang ini munculnya mulai sore hari, pionirnya berada di jalan kesambi arah ke stasium parujakan. masakannya enak punya dan harganya seperti makanan rakyat umumya, tidak akan menguras kantong.

Nasi Jamblang
nasi jamblang ini kelihatannya belum mempunyai merk dagang, letaknya setelah pertigaan palimanan jika dari arah Bandung. tepat disamping apotik.

Kuliner di Cirebon (empal gentong)

Belum lengkap jalan-jalan kalau belum mencoba kuliner di Cirebon, semoga menjadi alternatif bagi yang mau jalan ke Cirebon :

Empal Gentong
makanan khas ini wujudnya menyerupai gule, hanya saja dengan cita rasa dan bumbu tradisional dan khas menjadikannya khas juga.
empal gentong mang darma di krucuk
kalau dari pusat kota (Grage Mall) ambil ke jalan wahidin terus sampai melewati rel kereta api, tepat disebelah kanan. jangan lupa cicipi juga krupuk rambaknya.
empal gentong PDAM
orang-orang biasa menyebutnya begitu karena tepat berada di dekat kantor PDAM Kota Cirebon. letaknya di jalan tuparev sebrang Grage Mall.
empal gentong dan empal asem mang khasan
ini adanya di jalan raya plered, sebelah kiri sebelum memasuki kota cirebon. disini disediakan juga empal asem, jika biasanya kuah empal gentong itu bersantan, untuk yang satu ini kuahnya bening. untuk petualang kuliner wajib mencobanya.
empal gentong mang kada
kalau yang ini adanya di jl kanggraksan, itu lho jalan keluar kota cirebon kalau kita mau jalan ke kuningan. bagi mereka yang tidak menyuaki jeroan, ada baiknya datang agak pagi kesini karena persediaan dagingnya sering habis setelah jam makan siang. so bisa jadi kebagian cuman jeroan aja.

PILKADASUNG Pertama Kota Cirebon

Tanggal 6 Januari 2008 yang lalu masyarakat Kota Cirebon, untuk pertamakalinya melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah yang diselenggarakan secara lansung. Pelaksanaan yang dikhawatirkan memicu tindakan yang tidak diinginkan, ternyata tidak terbukti. Pilkada tersebut berlangsung lancar dan aman tanpa gangguan yang berarti.

Hasil perhitungan suara menempatkan pasangan SUBARDI-SUNARYO menjadi pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota terpilih.

Semoga cerminan keamanan berdemokrasi di Kota Cirebon ini akan memicu kondisi yang semakin kondusif disegala bidang, sehingga menjadikan Cirebon lebih baik lagi.

Aamiin.......

Asal-Usul Nama Cirebon

Ada banyak versi cerita yang beredar mengenai asal-usul nama CIREBON, salah satunya adalah perpaduan dari dua kata yaitu CAI/CI yang berarti AIR, dan REBON yang mempunyai arti UDANG.

Saat itu Pangeran Walangsungsang membuka suatu daerah yang tidak bertuan, selanjutnya beliau menempatinya bersama keluarga. Setelah beberapa lama daerah tersebut semakin banyak dihuni dengan sebagian besar penduduknya hidup sebagai nelayan. Banyak diantara penduduk tersebut yang kerjanya menangkap rebon (sejenis udang kecil).

Rebon hasil tangkapan tersebut selanjutnya diolah menjadi makanan lain yang kini terkenal dengan nama terasi. Pada saat pembuatannya rebon digiling dan dicampur air, air inilah yang menjadi salah satu bahan pembuatan terasi tersebut.

Banyak sekali orang yang menyenangi makanan tersebut, dan pada saat itu mereka menyebutnya dengan cai-rebon. Karena daerah tersebut belum mempunyai nama, maka setiap orang yang akan pergi ke daerah tersebut selalu berkata 'saya mau ke cai-rebon', karena wilayah sekitar itu masih dalam kekuasaan Kerajaan Pajaran yang mayoritas berbahasa sunda, sehingga kata yang asalnya CAI sering diucapkan dengan kata CI. Karena dalam bahasa sunda mempunyai arti yang sama yaitu AIR. Lama-kelamaan orang sudah terbiasa dengan berkata 'saya akan ke CIREBON'.

Akhirnya daerah itupun mempunyai nama yaitu "CIREBON".

CIREBON

Cirebon secara luas adalah suatu wilayah yang mencakupi beberapa daerah tingkat II, yang pada masa dulu disebut dengan karesidenan. Karesidenan Cirebon ini meliputi wilayah yang saat ini bernama :
1. Kota Cirebon
2. Kabupaten Cirebon
3. Kabupaten Kuningan
4. Kabupaten Majalengka
5. Kabupaten Indramayu

Saat ini bila orang membicarakan Cirebon, yang terbayang adalah Kota Cirebon. Kota yang terletak di tepi pantai ini mempunyai julukan "KOTA UDANG". Pada zaman dahulu kota ini pernah diperintah oleh salah seorang dari tokoh wali / sunan yang disebut dengan WALI SONGO. Beliau adalah Sunan Gunung Jati, yang merupakan seorang tokoh besar yang sangat berjasa dalam penyebaran agama Islam di Jawa Barat. Sehingga orang sering juga menyebut Kota Cirebon dengan sebutan "KOTA WALI".

Sesungguhnya banyak sekali peninggalan-peninggalan bersejarah yang berada di wilalayah III cirebon ini, hanya saja tidak terurus sebagaimana mestinya. Sehingga potensi yang ada dibalik peninggalan itu kurang bisa ditarik oleh masyarajat sekitar.

SINGABARONG

Adalah kereta kencana yang pada zamannya dipergunakan oleh Sultan dari Keraton Kasepuhan Cirebon.

Kereta ini dibuat oleh Panembahan Losari pada abad-14, merupakan salah satu kereta kencana yang paling indah (menurut pemerhati kereta-kereta kerajaan dari Belanda). Hal ini dikarenakan Singabarong mempunyai keunikan tersendiri, yaitu sistem suspensi yang sangat nyaman. Sehingga sang Sulta tidak akan merasakan goyangan jika kereta kencana ini menapaki jalanan yang kurang baik, dengan sistem suspensinya akan mengayunkan penumpang dengan sangat halus dan teratur.

Kereta ini ditarik oleh 4 ekor kebo bule (kerbau yang berkulit putih), tetapi saat ini Singabarong sudah tidak dipergunakan lagi. Yang sewaktu-waktu diupergunakan adalah duplikatnya (biasanya pada saat festival keraton nusantara).